Kamis, 07 Juli 2011

keperawatan maternitas

ISSUE DAN TREND
KEPERAWATAN MATERNITAS

Mata Kuliah : Ilmu Keperwatan Dasar III
Dosen Pembimbing :Biyanti Dwi Winarsih, S.Kep, Ns
Disusun Oleh :
1. Achlis Abdul K 200901651
2. Ahmad Imron 200901652
3. Ana Zakiatul F 200901653
4. Fais Amali 200901661
5. Hirza Aini N 200901664
6. Karsiti 200901669
7. Ratna Fitriyana 200901683
Kelompok : 1
Kelas : PSIK 2A









KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkanrasa syukur Kehadirat Tuhan YME,yang telah memberikan rahmat,taufik dan hidayah-Nya,sehingga makalah Keperawatan maternitas ini dapat terselesaikan pada waktunya,makalah ini disusun untukmemenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperwatan Dasar III.
Makalah ini tidak akan tersusun tanpa bantuan beberapa pihak,oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Biyanti Dwi Winarsih,S,kep,Ns selaku pembimbing.
2. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak mungkin di sebutkan satu- persatu yang telah banyak memberikan dorongan sehingga tersusun makalah ini.
Penulis meyadari bahwa malalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan untuk perbaikan dan penyepurnaan lebih lanjut.
Akhir kata semoga apa yang penulis ini dapat, bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.

Kudus, Juni 2010


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang keperawatan maternitas.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengerti :
1. Pengertian tentang keperawatan maternitas
2. Peran perawat dalam keperawatan maternitas
3. Paradigma keperawatan Maternitas
4. Tujuan keperawatan Maternitas
5. Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas
6. Model Konsep keperawatan maternitas
7. Dan hal-hal perspektif keperawatan maternitas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan Maternitas
1. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990) http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990) http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997) http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html

2. Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. .

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam keperawatan maternitas ditahun 2010 adalah:
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.

3. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan kesehatan.
b. Pendidik
Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat memberikan pendidikan kepada klien.
c. Konselor
Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan dan konseling
d. Role model bagi para ibu
Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan maternitas.
e. Role model bagi teman sejawat
Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.
f. Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan masalah tersebut.
g. Ahli keperawatan
Perawt harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.

4. Paradigma keperawatan Maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin Ali)
1) Manusia
a) Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembamg.
b) Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya.
c) Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan pengalaman masa lalu.
d) Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan upaya mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.

2) Lingkungan
a. Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
b. Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit.
c. Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang merupakan bagian dari lingkungan fisik dan social.
d. Lingkungan di bagi dalam 2 aspek yaitu;
 Aspek tekstruktur:
• Alat
• Terapi
• Aluran
 Aspek tidak tekstruktur:
Intraksi antara perawat dengan klien dandengan lingkungan sekitar
3) Sehat
a) Merupakan symbol perkembangan kepribadian dan yang berlangsung secara terus-menerus menuju kehidupan yang kreatif.
b) Perilaku sehat;perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran diri dan integrasi pengalaman , misalnya pengalaman sakit.
c) Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki ansietas/ketegangan.
d) Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan saling percaya guna mengurangi ansietas.
4) Keperawatan maternitas
a) Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan yang memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir.
b) Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan bayi mencapai kesehatan yang optimal.
c) Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandarian dlam proses diagnosis,tindakan ( terapi ) ,pendidikan riset

5. Tujuan keperawatan Maternitas ( http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html )
a. Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam mempersiapkan diri untuk kehamilan.
b. Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan sebagai pengalaman yang positif dan menyenangkan.
c. Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon orang tua.
d. Memahami social budaya klien.
e. Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal pada klien.

6. Model Konsep Keperawatan Maternitas
( http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html ):
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
6. Pemulangan secepat mungkin.
7. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
1. Fokus kebutuhan dasar
2. Pendekatan keluarga
3. Tindakan khusus dengan peran perawat.
4. Terjadi interaksi
5. Kerja dalam Tim.
8. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Rumah bersalin
4. Komunitas
5. Polindes

B. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
a. Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.

2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB

3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu. Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
4. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

b. Penemuan Teknologi Terbaru
1. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi UGM. ( WWW.KOMPAS.COM )

2. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat. (http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air )

3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun S.pog ).

Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan diagnosa. (http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msgo4183.html )
4. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan karateristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
5. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit

Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan medis akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa membuat keputusan, dan menyediakan “high-touch” dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada premium, bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan semakin berbasis masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan perawat kelas atas akan lebih mahal. http /// TEKNOLOGI KEDOKTERAN MASA DEPAN « KORAN ANAK INDONESIA.htm )

c. MENGENAL LEBIH DALAM ANEKA ALAT KONTRASEPSI

A. KONTRASEPSI MEKANIK
1) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload).
“Yang paling terkenal Copper T dan Multiload. Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena kenyamanannya. Modifikasi terbaru Copper T, yaitu Nova T memiliki keunggulan lebih lembut,” jelas Andon.
Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.

2) Spermisida
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Cara pemakaiannya, sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. “Dari 100 pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah dalam pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30 kehamilan,” jelas Andon.
Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. “Keluhannya, tidak enak dan timbul alergi,” ujar Andon kemudian. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.
B. KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.
Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.
Kontrasepsi Hormonal meliputi:
1) Pil atau Tablet
Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen.
Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial).
Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah.
Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.
Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI. Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.


BAB III
PENUTUP
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu menyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal serta membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan keluarga. Keluarga perlu didukung untuk memandang kehamilan sebagai pengalaman yang positif dan menyenangkan. Upaya mempertahankan kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari keluarganya.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, dapat mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan satu keluarga yang utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting. Pelayanan keperawatan ibu akan mendorong interaksi positif dari orang tua, bayi dan angggota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga. Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan social ekonomi dari calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan dipengaruhi oleh budaya yang diwarisi. Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan masyarakat; merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-maslah klien, keluarga dan masyarakat; serta memberikan dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika : Jakarta.
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis: Mosby.
Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders Company.

Karya Tulis Ilmiah pengobatan kanker payudara

CARA PENGOBATAN KANKER PAYUDARA
KARYA TULIS
Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Oleh:
Nama : Karsiti
Nim : 200901669










________________________________________
STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2010

i

HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis yang berjudul “cara pengobatan kanker payudara” ini telah disetujui dan disahkan pada :
hari :
tanggal :



Mengetahui,
Ketua Prodi Pembimbing

Ns. Wahyu Yustianto ,S.Kep. Widya Hastuti N, S. Pd.
NIP 150402031








ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ingain mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.Yang telah memberkati saya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.Saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan.Tidak semua hal saya diskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini.Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki.Dimana saya juga memiliki keterbatasan kemampuan.Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa saya memiliki keterbatasan dan juga kekurangan.Saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis saya di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat menambah kewaspadaan pada semua pembaca supaya lebih berhati-hati untuk menjaga kesehatan khususnya waspada pada penyakit kanker payudara. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih sempurna dan efisien. Saya juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas kesehatan yang merupakan bagian dari kepemerintahan.Sehingga penyakit yang sedemikian rupa tidak menjalar kemana-mana dan penduduk Indonesia dapat hidup sehat senantiasa.
Kudus, Januari 2010
Penulis.

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
1. Kemarin adalah kenangan, Sekarang adalah harapan, Besok adalah tantangan
Jalani hidup, Hadapi tantangan, Raih segala impian
2. Perahu dibuat oleh para amatir dan Titanic dibuat oleh para ahli, Janganllah menunggu menjadi ahli untuk melahirkan sebuah karya


PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini saya persembahkan untuk:
1. My Family terutama pada ayah dan bunda tercinta
2. Seluruh pembaca yang budiman khususnya mahasiswa dan para dosen stikes cendekia utama kudus yang tercinta
3. SMAku SMA1mejobo yang kudamba selalu
4. Seluruh masyarakat yang menginginkan kemajuan bangsa dan kecerdasan bangsa khususnya di tanah airku indonesia






iv
ABSTRAKSI
Karya tulis ini tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penyakit kanker payudarayang sangat membahayakan bahkan mematikan. Dimana kanker payudara tersebut sangat berbahaya bagi si penderita pada umumnya. Dan jika kanker payudara tersebut tidak lekas ditangani atau diobati maka akan menyebabkan kesakitan pada penderita dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang sangat serius dan menjadi suatu masalah penyakit yang berusaha ditangani dengan baik oleh berbagai pihak terutama pihak medis. Dan selain penanganan dari pihak medis, sebagai pusat utama kelangsungan penduduk, pemerintah juga harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak bagaimana cara membantu penanganan kasus tersebut. Terutama kasus tentang kpenyakit kanker payudara ini. Berbagai solusi dan saran saya tuliskan disini. Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan tepat, tapi ada kemungkinan banyak faktor lain yang menyebabkan masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik, karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakat atau individu yang terlibat langsung, dan selanjutnya saya kembalikan lagi pada sang pencitpa.










v
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Motto dan Persembahan iv
Abstraksi v
Daftar Isi vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
1.4 Manfaat Penulisan 2
1.5 Metode Penulisan 2
1.6 Sistematika Penulisan 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kanker Payudara 4
2.2 Gejala dan Tanda Kanker Payudara 4
2.3 Faktor Resiko Kanker Payudara 5
2.4 Stadium Kanker Payudara 6
2.5 Tipe Kanker Payudara 7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Penyebab Kanker Payudara 8
3.2 Perawatan Medis Kanker Payudara 8
3.3 Penanganan dan Pengobatan Kanker Payudara 9
3.4 Diagnosis Kanker Payudara 10
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan 11
4.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perhatian masyarakat terhadap penyakit penyebab utama kematian semakin hari
semakin meningkat, karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya.
Keadaan ini terjadi di dunia, baik di negara maju maupun di negara ekonomi rendah dan menengah.Salah satu penyakit penyebab kematian dinegara maju yang menduduki peringkat pertama adalah penyakit kanker payudara sebagai penyakit kronis.
Pentingnya pengetahuan tentang penyakit kanker payudara dilatar belakangi dengan kecenderungan semakin meningkatnya revalensi dalam masyarakat, termasuk kalangan masyarakat Indonesia.
Karena itu, gangguan payudara tidak sekedar memberikan gangguan kesakitan sebagaimana penyakit pada umumnya, tetapi juga akan mempunyai efek estetika dan psikologis khusus.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, menimbulkam masalah-masalah sebagai berikut :
1. Apa saja penyebab kanker payudara ?
2. Bagaimana perawatan medis yang harus dilalui oleh penderita kanker payudara ?
3. Bagaimana penanganan & pengobatan kanker payudara ?
4. Bagaimana Diagnosis yang harus ditegakkan untuk penyakit kanker payudara

1.3 Tujuan Penulisan
Setelah melakukan penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui dan memahami tentang penyebab kanker payudara
2. Mengetahui cara perawatan medis untuk penderita kanker payudara
3. Dapat memberi penanganan & pengobatan pada pasien yang menderita penyakit kanker payudara
4. Mengetahui diagnosis yang harus ditegakkan untuk penyakit kanker payudara

1
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat :
1. Memberi pengalaman kepada masyarakat atau mahasiswa supaya waspada
terhadap penyakit kanker payudara
2. Supaya mahasiswa berhati-hati terhadap penyakit payudara yang dapat menyebabakan kematian
3. Memberi masukan dan pengetahuan bagi masyarakat dan peneliti lainnya

1.5 Metode Penulisan
Dalam penyelesaian karya tulis ini,penulis menggunakan satu metode yaitu metode studi pustaka.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis membagi beberapa bab dimana tiap-tiap
bab penulis membagi menjadi beberapa bagian. Adapun isi dari tiap-tiap bagian tersebut adalah :
a. Bagian Formalitas, terdiri dari halaman judul, pengesahan, kata pengantar, motto dan persembahan, dan daftar isi.
b. Bagian isi, terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penulisan, Manfaat penulisan, Metode penulisan dan Sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Meliputi : Pengertian kanker payudara, gejala dan tanda kanker payudara, faktor resiko kanker payudara, stadium kanker payudara, type penyakit kanker payudara.






2

BAB III PEMBAHASAN
Meliputi : Penyebab kanker payudara, perawatan medis pada penderita kanker payudara, penanganan dan pengobatan kanker payudara, diagnosis untuk penyakit kanker payudara.
BAB IV PENUTUP
Meliputi : Simpulan dan saran.
c. Bagian akhir, berisi daftar pustaka yang digunakan penulis dalam
resensi buku.














2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara : Penyakit yang terjadi karena pertumbuhan yang berlebihan / perkembangan yang tidak terkontrol dari sel-sel payudara dan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang kaun wanita.
`` Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita, Selain itu kecenderungan peningkatan prevelensianya tidak dapat dihindari ``. (Buston, 2007 : 155)
`` Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40 – 49 tahun dan letak terbanyak dikuadran lateral atas ``. (Arif et.al, 2000 : 283)
`` Kanker payudara : Suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara ``, (WWW. google. com)
2.2 Gejala dan Tanda
Pada tahap awal kanker payudara, biasanya kita tidak merasakan sakit atau tanda-tandanya sama sekali. Namun, ketika tumor semakin membesar, gejala-gejala dibawah ini mungkin muncul : 1)
a. Benjolan yang tidak hilang atau permanen, biasanya tidak sakit dan terasa keras baik
disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau disekitar ketiak.
b. Perubahan ukuran atau bentuk payudara.
c. Kerutan pada kulit payudara.
d. Keluarnya cairan dari payudara, umumnya berupa darah.
e. Pembengkakan atau adanya tarikan pada putting susu. 2)
4
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik kedalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk, mengkerut atau timbul ulkus. 3) Pada payudara ulkus tersebut semakin lama akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
2.3 Faktor Resiko
Yang termasuk faktor resiko kanker payudara adalah :
1. Umur : Umur tua lebih resiko dari umur muda.
2. Status Negara : Negara Amerika dan Eropa lebih banyak dari Asia dan Afrika.
3. Status Sosial Ekonomi : Orang kaya lebih berisiko.
4. Status Perkawinan : Resiko pada yang tidak kawin.
5. Tempat Tinggal : Lebih banyak dari orang perkotaan.
6. Ras : Banyak ditemukan pada orang kulit putih.
7. Berat Badan : Banyak pada orang gemuk.
8. Umur Menarche :Lebih awal lebih resiko.
9. Umur Menapouse : Jika terlambat lebih resiko.
10. Umur pertama melahirkan : lebih resiko jika lambat (usia > 30 tahun)
11. Riwayat Keluarga (terutama Ibu atau Saudara) dengan kanker payudara.
12. Oophorectomi : Rendah resikonya jika sudah Oophorectomy.
13. Penyinaran.

1.) Bustan Epidemiologi penyakit tidak menular (Jakarta, 2007) hal : 158.
2) Ibid, hal. 159.
3) Ulkus : Borok
5

2.4 Stadium Kanker Payudara
a. Stadium 1
Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari 2 cm dan tidak dapat
terdeteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis akan diberikan, tujuannya
agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak terlanjur pada stadium
selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total pada pasien adalah 70%.
b. Stadium 2
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh adalah 30 – 40 % tergantung dari
luasnya penyebaran sel kanker. Biasanya besar benjolan kanker sudah lebih dari
2 bahkan sampai 5 cm tapi belum menyebar kemana-mana. Biasanya dilakukan
operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran dan setelah dioperasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak
ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
c. Stadium 3A
Mendata dari Depkes, 87 % kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar kekelenjar
Limfa. 4)
d. Stadium 3B
Kanker sudah menyebar keseluruh bagian payudara bahkan mencapai
kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Selain itu juga penyebarannya
juga sudah menyerang secara tuntas kekelenjar limfa. Jika sudah demikian ticak
ada alternatif lain selain pengangkatan payudara.



6

e. Stadium 4
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya
tulang, paru-paru, hati atau otak, atau bisa juga menyerang kulit, kelenjar limfa
yang ada dalam batang leher. Sama seperti stadium 3, tindakan yang harus
dilakukan adalah pengangkatan payudara.

















4) Limfa : Hati

6

2.5 Type Kanker Payudara
Melalui pemeriksaan yang disebut dengan mammograms, maka type kanker payudara dapat dikategorikan dalam 2 bagian yaitu :
1. Kanker Payudara Non Invasive
Yaitu kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung antara aiveorus (kelenjar yang memproduksi susu) dan putting payudara}. Dalam bahasa kedokteran disebut ` Ductal Carcinoma In Situ ` (DCIS), Yang mana kanker belum menyerang kebagian luar jaringan kantung susu.
2. Kanker Payudara Invasive
Yaitu kanker yang telah keluar bagian kantung susu dan menyerang jaringan sekitarnya bahkan dapat menyebabkan pnyebaran ( metastase) kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar lympa dan lainnya melalui peredaran darah.









7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyebab Kanker Payudara
Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum menyerang kaum wanita, meski demikian pria punmemiliki kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 diantara 1000. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi, namun beberapa faktor kemungkinannya adalah :
1. Usia, penyakit kanker payudara meningkat pada usia remaja keatas.
2. Genetik
Ada 2 jenis gen (BRCA I dan BRCA 2) yang sangat mungkin sebagai resiko.
Jika Ibu atau Saudara wanita mengidap penyakit kanker payudara, maka anda kemungkinan resiko kanker payudara 2 kali lipat dibandingkan dengan wanita lain yang dalam keluarganya tidak ada penderita satupun.
3. Pemakai Obat-obatan
Misalnya seorang wanita yang menggunakan therapy obat hormon pengganti {hormone replacement therapy (HRT)} seperti hormone eksogen akan bisa menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit kanker payudara.
Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah; tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit kanker payudara meningkat pada orang yang sering menghadapi kondisi stress 9 goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.

3.2 Perawatan Medis Kanker Payudara
Berikut ini adalah beberapa istilah tindakan medis untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker :
a. Ium Pectory ( Pengangkatan Benjolan)
Biasanya disertai sedikit jaringan yang sehat. Dengan cara ini diharapkan
jaringan yang tersisa dan masih sehat akan dapat membentuk kembali secara
alami.
8
b. Mastectomy Radikal
Pengangkatan payudara sebagian atau seluruh termasuk oto dada dibawah
payudara untuk mencegah penyebaran kanker yang lebih luas. Sekarang, metode ini sudah jarang ada dilakukan karena teknologi kedokteran sudah semakin maju.
c. Chemotherapy
Yaitu terapi yang diberikan berupa pemberian obat-obat tertentu yang
sangat kuat efeknya. Terapi ini bisa diberikan lewat mulut atau berupa suntikan pada pembuluh darah. Pengobatan ini harus diberikan secara berulang-ulang dengan siklus yang berlangsung antara 3 – 6 bulan.
d. Terapi Hormon
Metode pemberian hormon yang berfungsi sebagai penglambat laju
perkembangan sel kanker.
e. Terapi Radiasi
Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan lumpectomy, fungsi
terapi ini adalah untuk menghancurkan sel-sel kanker agar tidak merembet
kebagian tubuh lainnya.











8
3.3 Penanganan dan Pengobatan Kanker Payudara
Penanganan & pengobatan kanker payudara tergantung dari type & stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita kanker payudara setelah menginjak stadium lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan ke dokter atas kelainan yang dihadapinya.
Pembedahan, pada kanker payudara yang diketahui sejak dini maka pembedahan adalah tindakan yang tepat. Dokter akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringa otot lain (lumpectory). Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya :
1. Radikal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara
(lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikanpada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm
dan letaknya dipinggir payudara.
2. Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi
bukan kelenjar diketiak.
3. Modified Radical Mastetomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara ditulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan
disekitar ketiak.





9

3.4 Diagnosis Penyakit Kanker Payudara
Diagnosis yang harus ditegakkan :
1. Pemeriksaan Khusus adalah berupa biopsy 5)
Macam-macam biopsy :
a. Biopsi Eksesi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikitnya jaringan bila tumor < 5 cm.
b. Biopsi Insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikitnya jaringan sehat dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperabel atau lebih besar dari 5 cm. 6)
2. Anamnese
Yaitu mengetahui keluhan-keluhan, perjalanan penyakit, keluhan tambahan, faktor resiko tinggi, tanda-tanda umum yang berhubunga dengan berat badan dan nafsu makan. 7)






5) BUstan, Epidemilog penyakit tidak menular (Jakarta : 2007) hal 159
6) Arif Mansjoei, et, al, kapita selekta kedokteran (Jakarta : 2000) hal 284
7) Bustan, Lo c Cit.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari uraian-uraian yang dibahas didepan, penulis dapat menarik beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Orang sering menghadapi stress dan sebelumnya menjalani menstruasi dibawah
usia 11 tahun bisa menjadikan penyakit kanker payudara.
2. Tindakan medis yang dapat dilakukan untuk menghentikan pertumbuhan sel
kanker : lumpectony, mastectony radikal, chemotherapy, terapi hormon dan radiasi.
3. Penanganan dan pengobatan kanker payudara dapat dilakukan dengan cara pembedahan.
4. Diagnosis penyakit kanker payudara ditegakkan berdasarkan pemeriksaan khusus yaitu berupa biopsi atau anemnese.
4.2 Saran
Dari simpulan diatas, penulis memberikan saran kepada pembaca yaitu :
1. Kita semua harus waspada terhadap penyakit kanker payudara.
2. Janganlah sekali-kali menyepelekan penyakit kanker payudara karena penyakit ini bisa mematikan bagi penderita.
3. Jagalah kesehatan selalu, baik jasmani maupun rohani supaya tidak terkena penyakit kanker payudara.
4. Segeralah bawa kepada pihak medis jika ada tanda-tanda yang kurang baik dipayudara kita.
11
DAFTAR PUSTAKA

Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta Mansjoer , Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.









12